what do you think about my blog?

about me

i like write novel..^^

my self

my self

Another Templates

Followers

Diberdayakan oleh Blogger.

Miss Bengong Jatuh Cinta. Part IV

Author: rachel charina halim
Jumat, 11 Maret 2011

                                                Is He Kind Or Not???
Sehabisnya istirahat ini, ternyata ada ulangan mendadak dari pak gatot, guru ips kita. Aku masih pusing, gimana mau belajar?
Lagian kalau aku nggak pusing mana mungkin aku belajar, namanya aja ulangan mendadak, jadi kan nggak bisa tau kalau ada ulangan.
Sesaat aku teringat ucapan anak-anak 8b kalau si Pras itu jago banget di pelajaran ips. Aku jadi ingin sms dan tanya jawaban-jawaban yang sama sekali aku nggak ngerti.
Walaupun sebenarnya aku gengsi, tapi aku berani-berani`in buat sms dia. DEMI ULANGANKU… Aku mulai melirik ke kanan dan ke kiri, takut ada yang melihatku, sama seperti aksi para pencuri.
Treeettttt… treeetttt… trreeeettt…
Message delivered to #PrAs JelEk#            
Sms terkirim. Tak lama kemudian satu per satu jawaban ternyata bisa dia jawab sampai soal terakhir bisa dia jawab. Tepat sekali, saat aku menulis jawaban terakhirku dari Pras, waktu untuk menjawab soal-soal itu sudah habis. Aku mengumpulkan lembar jawabanku dengan tenang dan PD *percaya diri*. Gimana mau nggak percaya diri… jelas-jelas yang menjawab bukan otakku ini tapi otak Pras.
v   
Dirumah, aku melamun dan memandang awan sore dari jendela kamarku. Angin yang menari-nari, membelai setiap helai rambutku.
 Aku sejenak berfikir, selama ini sesosok Pras yang dimataku itu cowok nyebelin ternyata dikehidupanku yang nyata dia bukanlan sosok orang yang seperti itu. Memang benar kata Oca, dia anak yang baik. Tapi kalau emang dia anak yang baik, kenapa dia selalu bikin malu dan jengkel aku? Apa itu cara dia untuk nyari perhatian dari aku?
Yah... dengan kelakuannya yang tiba-tiba minta uang ke akulah, yang megang tanganku dikantin dan didepan anak banyaklah, yang dia nggak mau ngalah buat ngasih sapunya ke aku sampai-sampai kita harus berebut dan diketawain sama adhek kelas, dan yang paling parah dia ngelempar bola basket dan kena jidatku dehh…
            Tapi, dari pada aku beranggapan kalau dia cowok yang nyebelin, mendingan aku liat aja sikap dia kedepannya gimana... Udahlah… ngapain juga mikirin Pras mulu...
Lamunanku serta semua pemikiranku tentang Pras hilang, saat mama menyentuh pundakku. Ternyata selama aku melamun, mama berkali-kali menongokku, dan akhirnya mama menyadarkanku dari lamunan itu. Kata mama aku sudah cukup lama melamun sampai-sampai adzan maghrip berkumandang.
v   
Malam ini aku menonton televisi dengan keluargaku. Saat itu kakak perempuanku yang suka banget sama film-film remaja dan yang berhubungan tentang cinta, sedang menonton sebuah film remaja yang inti ceritanya itu, “kalau kita membenci seorang cowok tidak menutup kemungkinan kita bisa jatuh cinta dan suka sama itu cowok.” Aku bengong… masih memikirkan itu…

            Apa artinya kalau benci bisa buat cinta…? So, nggak menutup kemungkinan aku bisa jatuh cinta dan suka sama si Pras donk?? Soalnya tau sendirikan aku benci banget sama Pras. Tapi aku kan juga mau ngelihat sikap-sikap dia kedepannya sama aku, apa dia bener-bener udah berubah? Dan kalau masalah aku suka atau jatuh cinta ke Pras… eHm nggak mungkin deh ya….
Biarin aja temen-temen ngatain aku masih kecil soalnya aku belum pernah punya feeling yang lebih ke cowok. Yang penting nggak falling in love with Pras…
            Hari pertama aku akan memulai misiku, yaitu melihat sikap-sikap pras padaku. Aku harus berakting jatuh didepan dia. Memang sih sedikit berat dan pastinya memalukan. Tapi aku ingin melakukan semua itu untuk melihat gimana sikap Pras denganku.
Aku udah berunding sama Oca, dan Oca sangat setuju. Karena menurut Oca, kalau memang sikap Pras baik, aku tidak akan berfikiran buruk lagi pada Pras.  Aku akan memulai misi pertamaku ini dijam istirahat.
Krinnngggg…! Bell tanda jam istirahat berbunyi. Guru Bahasa Indonesiaku yang baru saja mengajar dikelasku dan Oca mampersilakan kami semua untuk beristirahat.
Hatiku Berderap kencang… mengiringiku melakukan misiku.
Suasana hatiku sudah campur nggak karuan. Sementara Oca terus memberikan support padaku.
Akkkkuuuuu... Harrruuusss… bbbeeerraaanniii…,Begitulah teriakanku dalam hati untuk menyemangati diriku sendiri
Aku dan Oca berlangkah meninggalkan kelas. Dengan tangan gemetar,  aku menyusuri lorong sekolah menuju kantin, tempat dimana Pras nongkrong dengan teman-temannya. Aku meminta doa restu pada Oca. Aku menentukan posisi mana yang pas untuk aktingku nanti...
“Iah... ca... Disitu ca, tempatnya aman, nggak terlalu banyak anak dan lebih dekat sama meja si Pras.” Aku menunjukkan posisi itu pada Oca untuk aktingku nanti.
“Oke... aku setuju... Bay the way... udah siap?” Oca meyakinkan kesiapanku... mentalku, de... el... el…
“Yah... doa`in aja deh...” Meminta doa pada Oca untuk kelancaran rencana kita.
Oca menemani disetiap derap langkahku menuju posisi itu. Aku seperti akan berperang dimedan yang penuh tantangan. Oca menduluiku duduk di meja sebelah meja pras. Sedangkan aku, aku berpura-pura memesan batagor, dengan begitu, aku bisa melewati meja Pras saat aku kembali ke mejaku.
            Aku sudah memesan batagor, dan inilah saatnya berakting…
Guuuuubbbbrrrraaaakkkkk…!!
Oh no.. aku jatuh diposisi yang salah. Dan jatuhku itu bukan adegan actingku. Tapi itu aku jatuh sungguhan, karena aku gerogi, aku sempat tidak melihat jalan , ternyata kakiku tersangkut di kaki meja.
Aduh…!!! Mau ditaruh mana mukaku ini? Keluhku dalam hati.
            But... nggak berarti jatuh diposisi yang salah akan menggugurkan semua misiku. Aku akan menunggu pertolongan dari Pras, sebelum didahului oleh anak lain.
“Kamu nggak apa-apa kan sin?”
Saat aku mengangkat kepalaku karena suara itu, mataku tertuju pada rautan wajah Pras. Kita saling berpandangan, dibenakku sepintas teringat kejadian dikantin juga, waktu Pras memegang tanganku.
            Oca menghampiriku dan  bertanya heboh padaku. Lontaran beberapa kata dari mulut Oca menyadarkanku dari alam lamunku. Kita sudah tidak berpandangan lagi. Dan Pras sesegera mungkin meninggalkan aku. Oca menuntunku kemeja tempat kami makan.
Dan ternyata, Pras bukan sosok cowok yang baik. Sisi negative itu bisa aku temui pada perlakuan Pras. Dia hanya bertanya bagaimana keadaanku. Setelah itu, dia pergi tanpa sekedar membawaku ke UKS, seperti apa yang dilakukannya saat aku pingsan terkena bola di lapbas.
            Tapi, tunggu dulu…
Dari kejauhan tampak Pras yang datang lagi untuk menghampiriku. Ternyata aku salah menilai dia. Sesegera mungkin dia menghampiriku dan duduk disebelahku, dia membawa betadine, seuntai kapas, dan sebuah handsaplast untukku. Lukaku cukup besar. Karena lututku tergoreskan oleh sebuah batu yang cukup tajam.
            Perlahan tapi pasti Pras mengobatiku. Dia tampak berhati-hati mengobatiku. Sesekali dia menoleh padaku saat betadine tertetes di bagian luka yang parah. Aku sempat kesakitan. Dan saking kesakitan, tanpa disengaja tanganku memegang tangan Pras untuk menghentikan tetesan betadine pada lukaku itu.
Pras menuntunku ke kelas, dan Oca mengikutiku dari belakang. Anak-anak yang berdiri dilorong sekolah mengalihkan pandangannya kearahku dan Pras.
            Saat aku sudah pulang ke rumah, Mama bertanya padaku akan luka dilututku itu. Aku menceritakannya pada mama.
v   
Di kamar, aku membaringkan tubuhku diatas kasurku. Aku nggak bisa ngelupain kejadian itu. Nggak nyangka aja ternyata di misi pertamaku dia udah ngasih yang amazing banget buat aku. Terus, aku masih ingin ngejalanin misi keduaku, tapi apa yah? Sejenak aku berfikir.
“Sinnn… ada telfon dari temen kamu nih!” Mama memanggilku dari bawah.
“Cowok atau cewek, mam?”  Aku balik bertanya pada mamaku.
“Udah cepet turun aja Sin...” Perintah mama.
v   
Dengan langkah yang cepat aku menuruni tangga... aku mengangkat ganggang telfon dan mulai berbicara... yang jelas aku bertanya dulu ini siapa. Saat aku bertanya, dia menjawab, ternyata dia Pras... herannya dia kok bisa tau nomer rumahku?? ya sudahlah... lupain aja masalah itu.
“Ada apa Pras??  Aku bertanya pada Pras.”
“Oh... nggak sin... cuman mau tanya, kakimu gimana??”
“Udah baikan kok Pras. Thank`s ya udah mau ngobatin aku tadi...”  Aku berterimah kasih sama Pras.
“ Iya sama-sama... ya udah ya sin... see you tomorrow!!”
“Iya…  see you…” Begitu jawabku dengan pipi yang tiba-tiba memerah tanpa terpoles apapun.
Kata-kata Pras ditelfon membawaku ke dalam mimpi.

Posting Komentar